Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Digelar: Antusiasme Tinggi Meski Sempat Menuai Pro dan Kontra

kulineree.com - Festival kuliner di Solo kembali menghadirkan pengalaman unik bagi pencinta makanan nonhalal. Setelah sempat terhenti akibat berbagai alasan, tahun ini acara tersebut kembali digelar dengan lebih banyak variasi hidangan dan pengunjung yang semakin antusias. Dengan konsep yang lebih matang, festival ini menjadi salah satu agenda tahunan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang.

Sejarah dan Perjalanan Festival Kuliner Nonhalal di Solo

Festival ini pertama kali diadakan beberapa tahun lalu sebagai bagian dari upaya memperkenalkan kuliner khas yang jarang ditemukan di pasar umum. Berbagai jenis makanan berbahan dasar babi, seperti babi panggang Kanton, sosis babi asap, dan sate babi, menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.

Meski sempat menuai kontroversi di beberapa kesempatan, festival ini terus berkembang dengan pendekatan yang lebih inklusif. Panitia selalu berusaha menyesuaikan konsep acara agar dapat diterima oleh masyarakat luas, dengan tetap menjaga keunikan festival sebagai perayaan keberagaman kuliner di Solo.

Wawancara dengan Penyelenggara: Harapan dan Tantangan Festival

Untuk memahami lebih jauh tentang penyelenggaraan festival ini, kami mewawancarai Budi Santoso, ketua panitia Festival Kuliner Nonhalal Solo 2024.

"Kami ingin menghadirkan pengalaman kuliner yang autentik bagi para pecinta makanan khas Tionghoa dan Nusantara yang menggunakan bahan nonhalal. Festival ini tidak hanya tentang makanan, tetapi juga tentang memperkenalkan kekayaan budaya kuliner," ujar Budi.

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah mengelola antusiasme pengunjung serta memastikan semua standar keamanan dan kenyamanan terpenuhi.

"Kami menyadari bahwa festival ini memiliki pro dan kontra di masyarakat. Namun, tujuan utama kami adalah memperkenalkan ragam kuliner dan memberikan pengalaman gastronomi yang unik bagi pengunjung. Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak keamanan dan pemerintah daerah agar acara ini berjalan lancar," tambahnya.

Pengalaman Pengunjung: Apa yang Membuat Festival Ini Unik?

Salah satu pengunjung, Sari Wibowo (35), mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali menikmati festival ini setelah sempat terhenti.

"Saya sudah datang sejak pagi untuk mencoba babi panggang khas Kanton dan sosis babi asap. Rasanya luar biasa! Saya juga senang bisa melihat langsung cara pembuatannya," kata Sari.

Selain Sari, Ahmad Riza (40) yang datang dari Yogyakarta menilai festival ini sebagai ajang eksplorasi rasa.

"Meskipun saya sendiri bukan konsumen makanan nonhalal, saya tetap datang untuk belajar lebih banyak tentang budaya kuliner yang beragam di Indonesia," ujarnya.

Para pengunjung lainnya juga menikmati kesempatan untuk berbincang langsung dengan para penjual dan mengetahui lebih dalam tentang proses pembuatan makanan yang mereka konsumsi.

Pendapat Otoritas Lokal: Komitmen untuk Keberagaman Kuliner

Dinas Pariwisata Solo mendukung acara ini sebagai bagian dari promosi wisata kuliner kota. Kepala Dinas Pariwisata Solo, Hendro Widodo, menyatakan bahwa festival ini adalah salah satu strategi untuk menarik wisatawan domestik dan internasional.

"Kami memastikan acara ini berjalan sesuai regulasi, termasuk keamanan pangan dan kenyamanan pengunjung. Solo ingin dikenal sebagai kota yang ramah bagi semua pencinta kuliner," jelas Hendro.

Pemerintah kota Solo juga melihat festival ini sebagai peluang ekonomi bagi para pelaku usaha kuliner. Banyak UMKM yang ikut berpartisipasi dalam festival ini dan mendapatkan peningkatan penjualan yang signifikan.

Ragam Kuliner yang Ditawarkan

Festival ini menghadirkan berbagai sajian khas yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. Beberapa hidangan unggulan di festival ini antara lain:

  1. Babi Panggang Kanton - Salah satu makanan favorit pengunjung, dengan kulit yang renyah dan daging yang juicy.

  2. Sosis Babi Asap - Dimasak dengan teknik pengasapan tradisional, memberikan cita rasa yang khas.

  3. Nasi Campur Babi - Perpaduan berbagai jenis olahan daging babi dengan nasi dan sayuran


    .

  4. Bakpao Isi Babi - Roti kukus dengan isian daging babi yang gurih dan manis.

  5. Lontong Cap Go Meh - Sajian khas yang sering ditemukan dalam perayaan budaya Tionghoa.


Tidak hanya itu, festival ini juga menghadirkan menu-menu unik lainnya yang disiapkan oleh para chef dan pelaku usaha kuliner dari berbagai daerah.

Dukungan dan Antisipasi Terhadap Kontroversi

Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival ini tetap menuai berbagai pendapat. Namun, panitia terus berupaya agar festival ini dapat diterima dengan baik oleh berbagai kalangan.

"Kami terbuka terhadap berbagai masukan dan kritik. Yang penting bagi kami adalah menciptakan suasana yang harmonis dan memastikan bahwa festival ini menjadi tempat berkumpulnya para pencinta kuliner dengan tetap menghormati perbedaan," ujar Budi Santoso.

Festival ini juga dikawal oleh pihak keamanan dan panitia memastikan adanya informasi yang jelas bagi pengunjung agar mereka merasa nyaman selama acara berlangsung.

Cara Mengunjungi Festival Kuliner Nonhalal di Solo

Bagi yang ingin merasakan langsung keunikan festival ini, berikut adalah beberapa informasi penting:

  • Lokasi: Taman Balekambang, Solo

  • Tanggal: 10-12 Maret 2024

  • Jam Operasional: 10.00 - 22.00 WIB

  • Harga Tiket Masuk: Gratis (pengunjung hanya perlu membayar makanan yang mereka beli)

Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, Anda dapat mengunjungi situs resmi festival kuliner solo yang menyediakan detail lebih lengkap tentang tenant, jadwal acara, serta tips berkunjung.

Festival ini diharapkan dapat terus menjadi bagian dari kalender wisata kuliner Solo yang menarik perhatian tidak hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan dari berbagai daerah. Dengan keberagaman kuliner yang disajikan, festival ini menjadi ajang yang menarik bagi siapa saja yang ingin mengeksplorasi kekayaan cita rasa Nusantara.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru
- Advertisment -
- Advertisment -